Latest News

Senin, 31 Maret 2014

Inilah FAKTA UNIK DIBALIK Nomor KTP

Inilah FAKTA UNIK DIBALIK Nomor KTP


Bagi agan-agan yang telah berumur 17 tahun atau lebih pasti anda telah memiliki atau paling tidak telah mengetahui apa itu KTP (Kartu Tanda Penduduk). Tapi mungkin kebanyakan dari agan belum mengetahui kalau hanya dari nomor yang terdapat di KTP agan, dapat menunjukkan dengan pasti dimana agan tinggal, jenis kelamin agan dan tanggal lahir agan. Sekali lagi ane tekankan hanya dari nomor saja tanpa melihat keterangan lain yang terdapat pada KTP agan.

Nomor KTP, disadari ataupun tidak, merupakan nomor yang begitu penting bagi warga Indonesia. Mungkin nomor KTP agan lebih penting bila dibandingkan nomor rekeningbank agan. Tiap ada formulir yang mesti diisi oleh masyarakat, biasanya ada kotak tempat pengisian nomor KTP, entah itu formulir untuk penggantian kartu ATM, membuka rekening bank, membuat SIM ataupun formulir yang lain. Singkatnya, nomor KTP sangat penting bagi kita semua sebagai warga Negara Indonesia.

Nomor KTP yang kita miliki mempunyai 16 digit bilangan yang tersusun sebagai berikut:

PPKKCC.HHBBTT.RRRR

Keterangan Nomor KTP:

PP adalah nomor kode Provinsi tempat dimana diterbitkannya KTP.
KK adalah nomor kode Kabupaten/Kota tempat dimana diterbitkannya KTP.
CC adalah nomor kode Kecamatan tempat dimana diterbitkannya KTP.

HH adalah tanggal hari lahir dari pemilik KTP.
BB adalah bulan lahir dari pemilik KTP.
TT adalah tahun lahir dari pemilik KTP.

RRRR adalah nomor registrasi yang tertera saat pengajuan pembuatan KTP (Register Number).

Nomor kode wilayah baik Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan, masing-masing diambil dari nomor kode wilayah yang berdasarkan sistem klasifikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Jadi misalkan, bila agan mengajukan permohonan pembuatan KTP di kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Maka 6 digit pertama pada nomor KTP anda adalah 317302. Dimana angka 31 menunjukkan kode wilayah Provinsi D.K.I. Jakarta, selanjutnya angka 73 menunjukkan kode wilayah Kota Jakarta Pusat dan angka 02 menunjukkan kode wilayah Kecamatan Menteng.

6 digit selanjutnya yang bertanda HHBBTT adalah tanggal, bulan dan tahun lahir dari pemegang KTP. Untuk 2 digit HH yang menunjukkan tanggal kelahiran terdapat sedikit perlakuan khusus. Dimana bila pemegang KTP adalah wanita maka tanggal lahirnya akan ditambahkan dengan 40. Alasan ditambahkan angka 40 adalah agar memberi perbedaan yang jelas. Dengan jumlah hari dalam satu bulan yang maksimal berjumlah 31, maka diambil bilangan yang lebih besar dari itu untuk memberikan perbedaan yang jelas. Misalkan jika ditambah dengan angka 20, seorang perempuan yang lahir di tanggal 5 jika ditambahkan 20 akan menjadi 25 yang akan rancu dengan seorang laki-laki yang lahir pada tanggal 25.

Sedangkan angka yang diambil untuk bagian TT adalah 2 digit terakhir dari tahun kelahiran pemegang KTP. Jadi bila pemegang KTP lahir pada 17 Agustus 1975 maka enam digitHHBBTT akan tertulis dengan angka 170875 bila ia laki-laki dan 570875 bila ia seorang perempuan.

4 digit terakhir bertanda RRRR adalah nomor registrasi. Ini adalah nomor yang tertera saat pengajuan pembuatan KTP. Nomor inilah yang menjaga agar tidak ada 2 orang yang yang tinggal di daerah yang sama serta memiliki jenis kelamin dan tanggal lahir yang sama mempunyai nomor KTP yang sama. Jadi kalau misalnya setelah si A terdaftar, ternyata ada orang lain lagi di Kecamatan tersebut yang ternyata mempunyai tanggal, bulan dan tahun yang sama persis dengan si A dan berjenis kelamin yang sama pula maka dia akan mempunyai nomor registrasi yang berbeda untuk membedakannya dengan si A.





Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/50ee70c78127cf5e2c000017/fakta-unik-dibalik-nomor-ktp

"Head to Head", Jokowi Ungguli Prabowo


Prabowo Subianto (kiri) dan Joko Widodo (kanan)
Penulis : Indra Akuntono , Editor : Caroline Damanik , Senin, 31 Maret 2014 | 14:13 WIB

"Head to Head", Jokowi Ungguli Prabowo


Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengungguli bakal capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) pada Maret 2014. 

"Jika head to head antara Jokowi dan Prabowo, posisi Jokowi unggul dengan dukungan 54,3 persen dan Prabowo hanya 28,3 persen. Sementara 17,4 persen belum menentukan pilihannya," kata peneliti dari Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS, Tobias Basuki, di Jakarta, Senin (31/3/2014). 

Tobias melanjutkan, hasil survei itu sejalan dengan survei mengenai calon presiden yang akan dipilih responden jika pemilihan dilakukan pada saat ini. Hasilnya, nama Jokowi berada di posisi puncak dengan dukungan sebesar 31,8 persen, disusul Prabowo Subianto (14,3 persen), dan Wiranto (10,3 persen). 

Nama tokoh lainnya seperti Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputr, dan Jusuf Kalla hanya mendapat dukungan di bawah 10 persen. Lainnya, nama Jokowi tetap berada di atas dengan 45,7 persen saat ditandingkan dengan dua bakal capres dari Golkar dan Gerindra. Dalam skenario ini, Aburizal Bakrie hanya mendapat dukungan sebesar 14 persen dan Prabowo Subianto sebesar 23,6 persen. 

Seperti diberitakan, survei CSIS ini melibatkan 1.200 responden, dan dilakukan di 33 provinsi sejak 7-17 Maret 2014. Margin of error survei ini sekitar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pemilihan responden dilakukan secara acak dengan proporsi jenis kelamin fifty-fifty

Dalam perhitungan untuk tingkat nasional, setiap provinsi dialokasi responden sesuai proporsi populasi dari data Badan Pusat Statistik. Mengenai sumber dana, CSIS mengakui bahwa survei ini dilakukan dengan sokongan dana dari eksternal non-partai politik ditambah anggaran penelitian dari internal. Namun, mengenai besarannya tidak disebutkan.

Source : indonesiasatu.kompas.com

Sunda Megathrust Bisa Picu Tsunami Hingga Sudirman

Ilustrasi tsunami

Kalau terjadi gempa 8-10 SR, tsunami empat meter bisa sampai Sudirman.

Sunda Megathrust Bisa Picu Tsunami Hingga Sudirman


Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Bambang Musyawardana, mengingatkan potensi bencana gempa disertai tsunami yang kemungkinan akan menerjang ibu kota. Potensi ini merupakan hasil riset dari Sekretaris Negara yang disampaikan pada BPBD beberapa waktu lalu.

"Dari riset Setneg, kami diingatkan adanya potensi gempa lempeng Sunda Megathrust. Di mana ini akan memicu tsunami ke Jakarta," ujarnya di menara Thamrin, Jakarta, Jumat 2014.

Dengan hasil riset ini, kata Bambang, ancaman bencana di ibu kota semakin kompleks. Perlu prosedur baru dan kesiapsiagaan serta mengubah sistem penanggulangan bencana konvensional yang saat ini berlaku. "Selama ini prosedur kita belum lengkap. Kita harus siapkan sebelum ini terjadi," ungkapnya.

Kabid Pengendalian dan Informatika BPBD, Provinsi DKI Jakarta, Edi Junaedi, menjelaskan, penelitian dan simulasi yang dilakukan tim Sekneg di bawah koordinator Dani Hilman. "Pak Dani memperlihatkan kemungkinan tsunami masuk dari pesisir dengan ketinggian air mencapai empat meter lebih," ujarnya.

Dari hasil simulasi, dengan ketinggian seperti itu, air akan masuk dari pesisir selatan Jakarta hingga kawasan Sudirman. "Dari modeling tsunami akan datang dua jam setelah pusat gempa bergerak," ungkapnya.

Dari analisa awal pusat dari lempeng Sunda Megathrust berada di kawasan Banten. "Bila lempeng ini bergerak, Banten akan dalam kondisi mengerikan. Diperkirakan gempa dengan skala 8-10 skala richter akan terjadi. Gempa dahsyat ini diprediksi akan disertai tsunami dengan ketinggian sekitar 10 meter di wilayah Banten," katanya.

Ancaman ini harus diantisipasi sejak dini. Perlu penanganan khusus dalam mempersiapkannya. Prosedur penanganan yang ada dan mengacu pada UU nomer 24 tahun 2007 mengenai penanganan bencana harus mengubah paradigma yang ada. "Perlu kerja revolusioner mempersiapkan ini," katanya.

Kesulitan lain dalam mengantisipasi pergeseran Sunda Megathrust adalah data. "Peneliti sangat minim data histori untuk lempeng ini. Tidak seperti lempeng Sumatera dan sebagainya. Ini yang membuat antisipasi harus dilakukan ekstra karena minim informasi dan data awal," ungkapnya.

Beberapa langkah yang disiapkan oleh BPBD DKI adalah menyiapkan program penyelamatan bencana di taman kanak-kanak. "Kenapa taman kanak-kanak? Karena orangtua selalu mendampingi anaknya. Ibu-ibu kan rajin gosip, kita berharap habis ikut simulasi gosipnya menambah mengenai bencana, jadi pesan antisipasi bisa lebih cepat menyebar," katanya.

Program lain yang disiapkan, pembentukan forum pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. Forum ini terdiri dari tiga unsur. Pemerintah, swasta dan masyarakat. Bencana ini akan berimbas pada semua kalangan hingga penanganannya perlu keterlibatan banyak kalangan.

Forum ini sebagai antisipasi dari kemungkinan bencana alam yang akan terus meningkat setiap tahunnya. "Tidak mungkin pemerintah bergerak sendiri ke depan. Bencana akan berdampak pada semua sektor dan penanganannya harus dilakukan semua sektor," ujarnya.


© VIVA.co.id

Source :metro.news.viva.co.id

Sabtu, 29 Maret 2014

Jokowi: Saya Bukan Boneka

Jokowi: Saya Bukan Boneka

CIANJUR - Bakal calon presiden (Capres) dari PDIP, Joko Widodo, membantah bahwa dirinya merupakan calon boneka dari suatu kelompok atau perseorangan. Hal itu menjawab tudingan miring kepada dirinya yang digadang-gadang menjadi capres terkuat di Indonesia.
"Bukan boneka, kalau boneka rakyat iya. Saya tidak merasa dan cuekin aja. Saya tidak mau mengejek yang lain dan menjelekan yang lain," ujar pria yang akrab disapa Jokowi kepada wartawan usai berorasi di Lapangan Joglo, Kelurahan Sawahgede, Kecamatan Cianjur, Sabtu (29/3/2014).
Ribuan simpatisan PDI Perjuangan memenuhi Lapangan Joglo, Kelurahan Sawahgede, Kecamatan Cianjur, Sabtu (29/3). Mereka menggunakan atribut merah dan hitam baik berupa baju dan bendera partai berlambang kepala banten itu.
Pantauan Tribun, pelaksanaan kampanye akbar itu dijaga ketat aparat kepolisian dari Polres Cianjur. Meski terik matahari menyengat simpatisan PDI P itu bersemangat dengan kedatangan Jokowi. "Jokowi, Jokowi, Jokowi,...," kata simpatisan serentak.
Pria yang akrab disapa dengan sapaan Jokowi ini memang diagendakan melakukan kampanye di daerah pemilihan Jawa Barat (Jabar) III Cianjur-Bogor. (cis)

Source : tribunnews.com

Kamis, 27 Maret 2014

*Jokowi ingin koalisi dengan rakyat, bukan politikus



*Jokowi ingin koalisi dengan rakyat, 

bukan politikus

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, lebih memilih berkoalisi dengan rakyat ketimbang tokoh nasional. Oleh karena itu dia memilih mendeklarasikan pencapresannya dilakukan sederhana di rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Timur, Jumat (14/3).

"Di deklarasi saya tidak ada tokoh besar, hanya di rumah Si Pitung dengan bendera merah putih. Itu artinya karena koalisi kita dengan rakyat bukan dengan siapa-siapa, karena yang pilih adalah rakyat," ujarnya di hadapan Paguyuban Timbul Sehati di Rumah Makan Lembur Puring, Kampung Legos, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (27/3) malam.

Keinginan Jokowi berkoalisi dengan rakyat mengingatkan kita pada Koalisi Kerakyatan pada pemilu 2004. Dimana Koalisi Kerakyatan menjadi ujung tombak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tujuannya melawan Koalisi Kebangsaan yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.

Seperti diketahui, pasangan SBY-Jusuf Kalla (JK) dalam pemilihan presiden 2004 saat putaran kedua melakukan koalisi dengan Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Partai Bulan Bintang (PBB). Sementara Mega didukung oleh Partai Golkar, PPP dan lainnya.


sumber : merdeka.com


Source : FB Jokowi
https://www.facebook.com/Jokowi.RepublikIndonesia/photos/a.219800798228459.1073741828.219214058287133/222732927935246/?type=1&theater

Selasa, 25 Maret 2014

Mohon Diketahui dan Diperhatikan Dengan Serius


Mohon Diketahui dan Diperhatikan 
Dengan Serius

[BAHAYA..BAHAYA..BAHAYA..] Bantu sebarkan !!

JOKOWERs.. Bila PDIP suaranya kurang dari 25% atau kursinya kurang dari 20%, ada kemungkinan besar JOKOWI gagal jadi Capres... karena 11 partai lain tak ada yang mau koalisi demi Presidennya asal bukan JOKOWI..

Khusus bagi 75 juta kaum GOLPUT, janganlah kalian hanya datang ke PILPRES COBLOS JOKOWI. Wajib datang juga ke PILEG COBLOS PDIP agar suaranya diatas 25% atau kursinya diatas 20%..

Bisa saja anda tak suka partai termasuk PDIP, tapi bila anda tidak datang ke PILEG, jagoan kita JOKOWI bisa gagal Nyapres.. Tak akan ada Presiden JOKOWI..

Tak ada pilihan lain, COBLOS PDIP NO. 4 demi JOKOWI PRESIDEN menuju INDONESIA BARU !!

FB Sabar Mangadu

JOKO WIDODO PUTRA DARI SEORANG RAKYAT BIASA YG SLLU DEKAT & MENGERTI PERASAAN RAKYATNYA



JOKO WIDODO PUTRA DARI SEORANG 

RAKYAT BIASA YG SLLU DEKAT &

MENGERTI PERASAAN RAKYATNYA


Disaat pemilu 2014 ini bnyk politikus yg berubah ingin menjadi super hero
Tp mereka akan mati & gugur karena mereka smua hnya kepura"an saja & meniru bangsa luar yg gak berpolitik dengan santun bahkan bnyk capres yg menjanjikan diri nya akan seperti supermenlah,batmanlah dll.....
Tp capres" itu jg akan tumbang karena itu hnya kepura"an juga & akhirnya kedok"mereka juga akan terbuka dengan sndirinya


Tp smua akan di dipimpin oleh seorang yg berkesatria yg bijak & arif dalam memimpin negri ini walaupun dia kurus krempeng tp dia jjr apadanya tidak berpura"
Itulah dia sang satrio piningit yg akan membawa negri INDONESIA TERCINTA INI LEBIH BAIK & MAKMUR DR SEBELUMNYA


KARENA DIA ADALAH SEORANG PEMIMPIN YG SLLU DEKET DENGAN RAKYAT
KARENA DIA MEMPUNYAI SIFAT YG SEDERHANA DALAM KESEDERHANAAN
SIAPA LAGI KLW BUKAN PAK JOKO WIDODO PUTRA DR SEORANG RAKYAT BIASA YG SLLU DEKAT & MENGERTI PERASAAN RAKYATNYA


SETUJU GAK NEH KAWAN" SMUA KALAU JOKOWI ITU SATRIO PININGIT CALON PEMIMPIN NUSANTARA INI & YG AKAN MEMBAWA INDONESIA LEBIH MAKMUR & MENJADI INDONESIA HEBATTTT......??????
KOMEN YG SANTUN & ARIF YA???


Source : FB Vhankzlhiima Orenz Ramadhan

Diprotes Tokoh Betawi, Ini Tanggapan Jokowi

KOMPAS.com/Fabian Januarius KuwadoDetik-detik menjelang Joko Widodo menyatakan siap menjadi calon presiden di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014).

Diprotes Tokoh Betawi, Ini Tanggapan Jokowi


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membantah anggapan yang mengatakan bahwa deklarasi pencapresannya di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara, sebagai bentuk perlawanan terhadap calon-calon presiden lainnya. 

Menurut Jokowi, perlawanan yang ia maksudkan adalah perlawanan terhadap kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan, dan neoliberalisme. Jokowi mengaku bahwa ia sama sekali tidak menganggap capres-capres lain sebagai saingannya. 

"Jadi itu bukan perlawanan ke bangsa sendiri. Capres yang lain saudara kita juga, kawan dekat saya semuanya," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (24/3/2014). 

Selain itu, Jokowi menganggap bahwa deklarasi di Rumah Pitung sebagai penghargaannya terhadap salah satu cagar budaya yang ada di Jakarta itu. Ia menolak tudingan bahwa dia telah memanfaatkan rumah tersebut untuk kepentingan politik. 

"Memang di situlah penghargaan kita, karena di situ cagar budaya, warisan budaya, kawasan bersejarah," ucapnya. 

Seperti diberitakan, deklarasi kesiapan menjadi calon presiden yang dilakukan Jokowi di Rumah Pitung, Jumat (14/3/2014), mendapat protes dari organisasi Badan Musyawarah Masyarakat Betawi. 

Ketua Lembaga Antar-Bidang Muhammad Rifky menyatakan keberatan dan meminta Jokowi segera meminta maaf kepada masyarakat Betawi karena telah menggunakan nama pahlawan Si Pitung untuk kepentingan politik. 

Budayawan Betawi itu mengatakan, ada beberapa hal yang membuat masyarakat Betawi tidak terima saat Jokowi melakukan deklarasi di Rumah Pitung seminggu lalu. Pertama, pengumuman tersebut digelar secara mendadak tanpa ada komunikasi dahulu dengan masyarakat Betawi yang notabene "pemilik" rumah Pitung.

Permasalahan kedua adalah Rumah Pitung merupakan cagar budaya. Menurut dia, tidak seharusnya cagar budaya dijadikan tempat deklarasi capres kelompok tertentu. 

Hal lain yang membuat tokoh-tokoh Betawi geram adalah Jokowi menjadikan si Pitung sebagai simbol perlawanan. Rifky berpendapat, perkataan itu tidak tepat diucapkan oleh Jokowi pada saat itu sebab Pitung berjuang dan melawan penjajahan kolonial Belanda. 

Ia juga menjelaskan, tokoh Pitung merupakan penggambaran pahlawan yang berjuang tidak untuk kepentingan kelompok, tetapi untuk masyarakat. Berbeda dengan Jokowi yang mencalonkan diri menjadi presiden dari kelompok tertentu.

Source : nasional.kompas.com

Ini Alasan Mega Tunjuk Jokowi sebagai Capres

Di depan ribuan kader dan simpatisan PDI-P, Selasa (25/3/2014), Megawati Soekarnoputri membeberkan alasannya menunjuk Jokowi sebagai capres dari partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut.

Ini Alasan Mega Tunjuk Jokowi sebagai Capres


YOGYAKARTA,KOMPAS.com — Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasannya menunjuk Joko Widodo sebagai calon presiden yang akan diusung PDI-P pada pemilu mendatang. Di depan ribuan kader dan simpatisan yang hadir dalam kampanye di Lapangan Denggung, Kabupaten Sleman, Selasa (25/3/2014), Mega mengatakan, sosok Jokowi adalah jawaban atas kebutuhan masyarakat.

"Masyarakat ingin melihat Indonesia lebih baik karena itu saya beri mandat Bapak Jokowi untuk maju menjadi capres PDI-P," ujar Mega yang hadir sebagai jurkam. 

Menurutnya, Jokowi memiliki komitmen untuk membuat perubahan menjadi Indonesia yang lebih baik. Komitmen itu, lanjutnya, perlu mendapat dukungan dari seluruh kader dan simpatisan melalui memenangkan PDI-P pada Pemilu 2014 mendatang.

"Saya pernah bertanya dan Jokowi menjawab berkomitmen mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Hanya perlu bantuan dari semua masyarakat," ujarnya.

Mega menuturkan, pada pemilu tahun ini, terdapat 60 juta pemilih baru atau pemula dan untuk mengusung capres sendiri minimal harus mendapatkan 20 persen suara di parlemen. Untuk bisa mengusung capres sendiri, PDI-P harus memenangi Pemilu 2014. 

Dalam orasi politiknya, Mega juga menekankan bahwa mereka yang golput adalah orang yang tidak memahami hak dan kewajibannya. 

"Negara maju ada di tangan rakyat, bukan Megawati, bukan presiden yang sekarang. Maka, gunakanlah hak memilih," ujarnya

Source : nasional.kompas.com

Peserta di Acara APJATI Rebutan untuk Foto, MC Minta Maaf ke Jokowi

Mulya Nurbilkis - detikNews

Peserta di Acara APJATI Rebutan untuk Foto, MC Minta Maaf ke Jokowi


Jakarta - Kehadiran Jokowi membuat warga sudah pasti datang untuk bersalaman dan berfoto bareng. Hal ini semakin menjadi pasca dia resmi dicapreskan PDIP.

Seperti saat Jokowi tiba di Gedung Ardyagarini, Halim Perdana Kusuma. Jokowi langsung disambut Ketua DPP Apjati, A.U Basalamah dan puluhan peserta Bimbingan Teknis Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI). Mereka berebut salaman dan meneriakkan nama Jokowi.

"Hidup pak Jokowi," teriak peserta Bimtek yang disambut tepuk tangan, Selasa (25/3/2014).

Jokowi yang mengenakan kemeja putih hanya tersenyum sambil berjalan ke tempat duduknya di depan panggung acara. Dalam acara ini turut hadir Kepala BNP2TKI, Gatot Abd Mansyur dan Dirjen Binapenta Kemenakertrans Reyna Gusman.

Insiden saling sikut saat peserta acara berebutan untuk berfoto dengan Jokowi. Jokowi sempat terjepit dan ditarik beberapa orang untuk berfoto bersama.

"Bapak-bapak ibu-ibu sabar. Nggak usah dorong-dorong. Kasihan pak Jokowi," kata MC acara yang hanya ditanggapi Jokowi dengan senyuman.

Sayangnya, imbauan ini seperti tak didengarkan oleh peserta rapat. Mereka terus mengajak Jokowi berfoto hingga di tempat duduk.

Hingga selesai membuka acara dan beranjak pulang, Jokowi masih terus diajak berfoto. Melihat peristiwa tersebut, akhirnya panitia menyatakan permohonan maaf atas ketidaknyamanan Jokowi.

"Mohon maaf ya Pak Jokowi. Tapi ya begitulah resiko pemimpin. Ini adalah antusiame warga DKI akan sosok pemimpinnya," ujar MC acara dari pengeras suara.

Source : news.detik.com

Senin, 24 Maret 2014

Jokowi: Diserang, Aku Rapopo...

Calon presiden yang juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi, berbicara saat menyambut peserta kontingen tim Garuda Baru di Balaikota, Jakarta, Senin (24/3/2014). Jokowi berharap peserta bisa mengharumkan nama Indonesia dalam turnamen Piala Dunia Anak Jalanan atau Street Child Soccer World Cup (SCWC) 2014 di Rio De Jainero, Brasil. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES

Jokowi: Diserang, Aku Rapopo...


Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, enggan menanggapi berbagai komentar negatif dan serangan yang akhir-akhir ini sering ditujukan kepadanya. Ia pun mengaku tidak mempermasalahkan serangan-serangan tersebut. Menurut Jokowi, masyarakat Indonesia saat ini sudah cerdas. Jadi, berbagai informasi negatif tidak akan mudah diterima begitu saja. 

"Mau nyerang silakan, mau ngejek silakan, toh, masyarakat sudah bisa menyaring mana yang benar dan mana yang tidak benar. Mau dukung silakan, mau tidak dukung silakan. Aku rapopo, aku rapopo, he-he-he," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Senin (24/3/2014). 

Jokowi menilai, saling serang dan saling mencemooh satu sama lain bukan budaya bangsa Indonesia. Karena itu, ia mengaku tidak akan pernah mau terlibat dalam tindakan tersebut. Jokowi pun lebih menyarankan para lawan-lawannya untuk saling beradu gagasan dan adu program dengan dirinya. 

"Saya tidak pintar debat, tapi kalau mau adu gagasan, sih, boleh," ujar pria asal Solo itu.
Source : indoneisiasatu.kompas.com

Empat Pernyataan Jokowi yang Mengaduk-aduk Emosi Pendukung

Jokowi di Lampung. (Antara/Kristian Ali)

Pesan apa saja yang disampaikan Jokowi di hadapan pendukungnya?

Empat Pernyataan Jokowi yang Mengaduk-aduk Emosi Pendukung


Ketika menjadi juru kampanye di Provinsi Lampung akhir pekan kemarin, Joko Widodo (Jokowi) berorasi di hadapan ribuan kader dan simpatisan yang datang dari berbagai pelosok desa.
Pembawaan Jokowi sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan sedikit berbeda dengan ketika ia berperan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Di Lampung, Jokowi bicara dengan penuh tenaga. Ia berusaha memberi keyakinan kepada pendukungnya agar tetap percaya kepada PDI Perjuangan.
Pesan apa saja yang disampaikan Jokowi di hadapan pendukungnya? Berikut ini catatansuara.com tentang pernyataan-pernyataan Jokowi yang mendapat sambutan luar biasa dari pendukungnya ketika kampanye di Lampung.
1. Pilih pemimpin yang mau bekerja
Jokowi meminta masyarakat untuk memilih pemimpin yang mau bekerja, bukan pemimpin yang suka mengumbar janji manis. Bila para lurah, camat, bupati, gubernur, dan presiden, bekerja semua, maka negara Indonesia akan maju.
“Kalau pemimpinnya kerja, ndak ada itu jalan rusak seperti yang di depan. Benar ndak?” kata Jokowi di lapangan Rejobasuki, Lampung Tengah, Sabtu (23/3/2014). Pendukung Jokowi pun menjawab serentak, “Benar.”
2. Tak kempesin partai lain, hanya rebut suara saja
Jokowi optimistis PDI Perjuangan akan mendominasi suara di berbagai daerah di Indonesia. PDI Perjuangan, kata dia, sudah membuat peta yang isinya wilayah-wilayah yang nanti masyarakatnya akan beralih mendukung PDI Perjuangan.
“Potensi kita di Kalimantan, Sulawesi, Papua, Jawa, sudah kita petakan secara rinci. Petanya, di mana kita harus berhenti dan jalan, sudah kelihatan,” kata Jokowi di Kota Gajah, Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014). “Kami (PDI Perjuangan) ndak kempesin suara (partai) lain, hanya rebut saja.”
3. Berat dapat mandat jadi capres
Di hadapan ribuan pendukung, Jokowi mengatakan bahwa sesungguhnya ia merasa berat mendapat mandat sebagai calon presiden dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Berat karena seorang presiden harus betul-betul bekerja untuk rakyat. Betul-betul melayani rakyat dari Sabang sampai Merauke.
“Saat itu saya sampaikan, saya siap melaksanakan. Tapi ini bukan tugas ringan, ini tugas berat,” kata Jokowi di Lapangan Rejo Basuki, Lampung Tengah, Sabtu (22/3/2014).
4. Pilih capres yang tak banyak umbar janji
Jokowi mewanti-wanti pendukungnya tak salah pilih wakil rakyat di lembaga legislatif. Ia mengingatkan agar masyarakat memilih orang yang tidak suka mengumbar janji.
“Yang dilihat dari seorang pemimpin itu apa? Kerjanya. Bukan hanya janji-janji. Janji-janji udah kebanyakan. Rakyat ingin lihat pemimpin kerja. Kalau pemimpin kerja, gak akan ada jalan rusak seperti itu. Itu yang baru saya lihat, yang lain gak tahu,” kata Jokowi, Sabtu (22/3/2014).
“Saya hanya mengingatkan, ini tahun penentuan. Kalau salah pilih presiden atau caleg, nunggunya masih lima tahun, kesuen (kelamaan),” Jokowi menambahkan.
Suource : suara.com

Minggu, 23 Maret 2014

Jokowi Bukanlah Kartu As Terakhir Megawati

Joko Widodo dan Megawati Soekarno Putri / kompas.com

Joko Widodo dan Megawati Soekarno Putri / kompas.com


Jokowi Bukanlah Kartu As Terakhir Megawati


Pemilu merupakan arena pertempuran modern. Banyak strategi yang harus dikerahkan demi kemenangan. Dalam Pemilu 2014 ada 2 arena pertempuran. Yang pertama adalah Pileg dan yang berikutnya adalah Pilpres. Dua duanya berkaitan dan tidak bisa dilepaskan. Kekurangan suara dalam Pileg akan menentukan ikut tidaknya sebuah Partai untuk mengajukan Capres. Nah untuk menghadapi sebuah arena pertempuran kiranya semua partai harus mempunyai senjata atau kartu As. PDIP sejauh ini merupakan partai dengan amunisi terhebat. Sosok Jokowi yang begitu populer dan dicintai sebagian besar rakyat merupakan Kartu As PDIP atau  Megawati Soekarnoputri.
Langkah Megawati mencapreskan Jokowi sebelum Pileg merupakan langkah brilian. Disitu bisa kita lihat kematangan beliau dalam hal melihat momentum dan mengeluarkan Kartu As nya disaat yang tepat. Kenapa tepat? Ada 2 hal yang mendasari kenapa Jokowi dicapreskan tepat 2 hari sebelum kampanye Pileg. Yang pertama karena Jokowi adalah magnet untuk rakyat. Elektabilitas tertinggi dibandingan dengan capres lain. Dengan mencapreskan Jokowi maka para caleg PDIP bisa menjual nama Jokowi disaat kampanye. Yang kedua jelas untuk mengulur waktu. Jokowi masih membutuhkan waktu banyak untuk bekerja di DKI. Waktu untuk membuktikan bahwa dalam waktu singkat dia sudah berbuat banyak untuk DKI. Mencapreskan Jokowi jauh2 hari sebelum Pileg sama juga dengan memberi waktu buat partai lain untuk membuat strategi  menjegal Jokowi. Mereka akan mempunyai banyak waktu untuk membuat opini negative bahwa Jokowi juga  merupakan tokoh ambisius dan tidak amanah.
Ketika Megawati sudah mengeluarkan Kartu As terhebatnya maka disinilah pertempuran harusnya semakin menarik. Kenapa menarik? Meski Jokowi merupakan Kartu As mematikan tapi bukan berarti itu merupakan skakmat bagi partai lain. Kenapa demikian? Karena pencapresan Jokowi masih merupakan bola liar. Di masyarakat banyak yang pro tapi juga ada sebagian yang tidak setuju. Kalau seluruh masyarakat mampu berpikir logis bahwa menyelesaikan masalah Jakarta harus ada  campur tangan dari pusat, maka harusnya mereka semua menyetujui bahwa Jokowi wajib dicapreskan. Namun ternyata tidak semuanya menyetujui. Dari survey terakhir menyebutkan 69% warga DKI rela Jokowi nyapres, namun masih ada 31% yang tidak setuju yang berarti masih ada kemungkinan untuk Partai lain mengolah suara tersebut.
Seandainya Partai2 lain sukses menggiring opini negative bahwa Jokowi tidak amanah dan ambisius di saat yang tersisa untuk kampanye pileg ini,maka sebetulnya Megawati perlu untuk mengeluarkan kartu As lainnya tepat sebelum Pileg. Kenapa perlu sebelum Pileg dan untuk apa Kartu As itu? Diperlukan karena Pileg merupakan syarat pertama untuk Pilpres dan mempunyai parlemen yang dominan akan membantu pemerintahan yang kuat. Dengan demikian Kartu As Megawati berikutnya adalah untuk posisi  Cawapres. Kalau banyak kalangan menilai bahwa bila Jokowi dipasangkan dengan siapa saja akan menang, maka itu adalah strategi yang keliru. Pasangan capres dan cawapres yang tepat akan semakin membuat rakyat tidak mampu menolak PDIP dan ini berujung pada kemenangan pileg.
Berdasarkan perkataan Sekjen PDIP  Tjahyo Kumolo bahwa penentuan cawapres akan dilakukan setelah Pileg, tentu itu hanyalah kata2 diplomasi saja. Seperti halnya dulu ketika Megawati mengatakan akan mengumumkan capres setelah Pileg. Namun terbukti beliau mengumumkan capres sebelum Pileg. Maka disinilah kepandaian Megawati dalam hal berdiplomasi dan mengeluarkan kartu As di momentum yang tepat.  Pegangan beliau bahwa Politik itu dinamis serta pengalamannya yang dahulu membuat nya mampu mengeluarkan keputusan disaat yang tepat.
Nah melihat kondisi terkini, perlukah Megawati mengeluarkan kartu As terakhirnya? Mari kita liat kondisi terkini dari partai2 besar.
1. Partai Gerindra
Partai ini merupakan partai yang tidak terima atas pencapresan Jokowi. Dengan lantang mereka menyebut bahwa PDIP telah mengingkari Perjanjian Batu tulis. Disebutkan bahwa Megawati akan mensupport Prabowo Subianto menjadi Capres RI2014. Sungguh merupakan suatu langkah blunder bagi Gerindra. Kenapa? Walau isi perjanjian batu tulis disebar pun, tanggapan masyarakat tetap sama. Perjanjian tersebut tidak bersifat mengikat karena PDIP kalah. Megawati dan PDIP tidak mendapat apa2 di pemilu 2014. Jadi wajar bahwa perjanjian tersebut tidak berlaku lagi. Maka dari itu sungguh tindakan yang tidak patut untuk menuntut PDIP menghormati perjanjian Batu Tulis.
Langkah blunder berikutnya kader gerindra menuntut Jokowi karena akan meninggalkan jabatan Gubernur. Bahwa mereka menuntut Jokowi harus menyelesaikan jabatan 5 tahun. Sebuah langkah yang tidak cerdas karena hak menjadi capres adalah hak setiap warga. Tidak ada UU yang dilanggar Jokowi karena pencapresannya.
Blunder berikutnya justru dilakukan oleh Prabowo sendiri. Dengan lantang di kampanye terbuka, Prabowo menyindir seorang capres (penulis beropini Jokowilah yang dimaksud) sebagai boneka dan seorang yang plin plan.
Kenapa dikatakan blunder, karena  opini yang berkembang menunjuk bahwa Prabowo tidak ksatria, tidak siap untuk bersaing. Dalam hal ini,masyarakat memang sudah cerdas untuk menilai.
2. Partai Demokrat
Partai ini langsung menyerang dengan menggunakan jubirnya yang terkenal, Ruhut Sitompul. Ruhut mengatakan bahwa Indonesia harus siap2 hancur jika Jokowi jadi presiden. Sungguh sangat disayangkan counter attack yang tidak cerdas ini. Mereka seolah tidak belajar dari kesuksesan mereka sendiri bahwa SBY dulu juga dicitrakan terzolimi sehingga mendapat simpati dari masyarakat. Kini dengan serangan tersebut, malah semakin membuat jokowi mendapat simpati.
Blunder selanjutnya malah dilakukan SBY sendiri. Meski blunder ini tidak bersinggungan langsung dengan Jokowi, namun justru malah memperburuk citra. Batalnya SBY tampil di Kick Andy diperkeruh dengan rumor bahwa beliau ingin mengintervensi pertanyaan2 yang diajukan oleh host Andy F Noya. Hanya pertanyaan2 yang bernada positif yang boleh diajukan. Tentunya Public bisa menilai bahwa Pemerintah sedang menutup nutupi sesuatu yang tidak beres.
Yang terakhir adalah kejutan dari Anas Urbaningrum. Anas mengeluarkan klaim bahwa dia punya data dana kampanye demokrat pada pemilu 2009 dari dana Century. Walau masih belum dibuktikan, tentunya rumor ini bakalan semakin menggoyang demokrat bahwa mereka tercitrakan sebagai partai terkorup saat ini.
3. Partai Golkar
Partai Golkar merupakan partai yang sangat matang. Inilah kompetitor PDIP terbesar saat ini. Sangat lihai dalam berpolitik.Ini terbukti dari reaksi mereka ketika PDIP mengumumkan pencapresan Jokowi. Dengan segera Jusuf Kalla, mengeluarkan pernyataan bahwa ia bersedia menjadi cawapres dari Jokowi. Diikuti pula dengan Akbar Tanjung yang mengeluarkan pernyataan yang sama. Ini merupakan langkah yang cerdas dari Golkar. Dengan memajukan ARB sebagai capres, sambil  meliat hasil Pileg dan survey terakhir pilpres, mereka mencoba menggoda PDIP untuk mengamankan posisi cawapres. Walau nanti ARB kalah di pilpres, at least Golkar masih punya posisi wapres untuk dipegang.
Namun sungguh disayangkan, langkah cerdas dari kader senior Golkar tidak diikuti oleh ARB sang Capres. Entah darimana asalnya, muncul video ARB , Aziz dan duo Zalianty di Youtube sedang berlibur ke pulau bulan madu Maladewa. Meski menyebut itu black campaign, tentunya masyarakat tidak bodoh. Empat manusia berlainan jenis sedang berlibur di pulau bulan madu menggunakan private jet tentunya public bisa menilai mereka sedang melakukan apa. Komentar negative tentunya  mendominasi video tersebut.
Skandal tersebut jelas bakal mempengaruhi suara Golkar di pileg maupun pilpres. Tentunya Golkar tidak tinggal diam. Sejauh skandal ini dilihat, tidak semua media memberitakannya. Tribunews.com, tempo.co, merdeka.com dan kompas.com menampilkan skandal ini. Sampai sejauh ini detik.com dan saya yakin vivanews group media tidak memberitakannya. Ini jelas merupakan cara Golkar untuk meredam issue.  Satu hal yang patut diacungi jempol untuk mereka.
Berdasarkan kondisi terkini partai2 besar, tentunya sekarang PDIP melenggang mulus. Megawati belum perlu untuk mengeluarkan Kartu As terakhirnya. Jokowi sendiri bisa diandalkan untuk menarik massa, sambil meliat hasil Pileg. Namun seandainya Megawati mengeluarkan Kartu As, siapakah sosok yang bisa dianggap sebagai Kartu As terakhir PDIP? Sosok yang bakal mampu men skakmat rakyat dan parpol?
Tidak lain dan tidak bukan adalah Tri Rismaharini. Walikota Surabaya dengan segudang prestasi. Inilah kartu As lain PDIP untuk mengunci massa terutama di Jatim. Mempunyai integritas dan empati seperti halnya Jokowi. Coba bayangkan PDIP menawarkan Jokowi-Risma dalam satu paket. Dua sosok pengabdi masyarakat. Tentunya masyarakat tidak akan berpikir 2 kali untuk mempunyai pemimpin ini. PDIP pun akan dikenal sebagai wadah aspirasi rakyat. Masyarakat tidak akan mampu memilih yang lain sementara parpol pun kehilangan amunisi untuk menggiring opini negative tentang Jokowi karena ada Risma disitu.
Akhir kata ini hanya opini penulis dan semoga Ibu Mega mendengar dan duet Jokowi- Risma terwujud.
Salam Indonesia Raya
Source : plitik.kompasiana.com