Latest News

Minggu, 29 Juni 2014

Wiranto: Kita mencari presiden yang jujur sama rakyat

 Wiranto: Kita mencari presiden yang jujur sama rakyat

Wiranto: Kita mencari presiden yang jujur sama rakyat

 

 Forum Komunikasi Pembela Kebenaran (KPK) hari ini mendeklarasikan dukungannya terhadap pasangan Capres dan Cawapres Jokowi - JK. Namun deklarasi dukungan tersebut tidak dihadiri kedua pasangan tersebut.

Ketua Umum Hanura yang juga sebagai penggagas KPK, Wirantomengatakan, sosok Jokowi dinilai paling tepat untuk memimpin negara ini. Pasalnya, dia menyebut Jokowi pemimpin yang merakyat.

"Kita mencari partner, nyari presiden yang jujur sama rakyat, tidak banyak cakap. Dengan perilakunya, mengharapkan capres dan cawapres yang sudah selesai dengan dirinya, tidak mengharapkan sesuatu untuk dirinya atau keluarganya. Menghadirkan kebenaran, menghadirkan pemimpin yang jujur dengan rakyat," ujar Wirantodalam sambutannya di Jalan Cokroaminoto No 55-57, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/6).

Sementara itu, bekas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono mengaku optimis jika pasangan nomor urut 2 bisa menang mutlak di pilpres 2014. Sebab, dia menilai kubu Prabowo-Hatta dinilai menjual retorika.

"Revolusi mental harus dibentuk dari diri kita sendiri. Oleh sebab itu kita mendukung pasanganJokowi - JK, seratus persen. Ini Pilpres model apa, cuma jual bicara saja seperti tetangga ekonomi pertumbuhan dengan retorika saja kuantitas saja. Kita harus berani menghadapi revolusi mental," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengajak kepada simpatisan pendukung Jokowi - JK untuk tidak gentar menghadapi kepentingan-kepentingan negara asing. "Mental kita harus dibangkitkan lagi. Dalam menghadapi global liberal kita tidak boleh takut. Dalam menghadapi kapitalis,kita tidak boleh takut berdikari," imbuhnya.
[hhw]
 
Soaurce :  http://www.merdeka.com/peristiwa/wiranto-kita-mencari-presiden-yang-jujur-sama-rakyat.html

 

JOKOWI , JOKOWI, JOKOWI




Maaf permisi numpang lewat:
 
Saya menghimbau pada sahabat-sahabat yang berada di 'tempat yang sama' dengan saya, pasukan 'DUA JARI' dalam waktu yang semakin pendek menuju Pemilu ini, untuk tidak lagi menyebut atau-pun menulis nama calon presiden yang me
njadi 'lawan' dari Bapak JOKOWI. Melainkan sebaliknya mari kita menyebut, menulis nama Pak Jokowi, memosting gambarnya menyanyi atau memutar lagu SALAM DUA JARI atau-pun lagu-lagu tentang Bapak Jokowi yang lain. 


Bila temen-temen ingin menyebut capres yang satunya itu cukup sebut capres lawannya Bapak Jokowi. Jadi tetep yang tersebutkan selalu BAPAK JOKOWI-nya, bukan yang satunya. Sebab menurut ilmu pikiran semakin banyak nama itu disebut, semakin akan diingat oleh pikiran. 

Maka pihak timses sebelah sengaja pasang2 kampanye hitam surat amplop ke guru2, agar para media, para pendukung Bapak Jokowi emosi dan menyebut-nyebut nama yang satunya itu. Maka MULAI SEKARANG 'STOP' menyebut nama itu dalam bentuk apa-pun. ^mohon di share kan pada sesama sahabat-sahabat Bapak Jokowi... SALAM DUA JARI... 

Mulai sekarang sebarkan nama JOKOWI sebanyak-banyak dalam bentuk apapun

Source : FB Linda Wahjudi CHt

Surat Terbuka untuk Jokowi

1403957270626670893


Kepada Ytk, Bapak Joko Widodo
di mana pun berada

Mengawali surat ini, perkenankan saya mengucapkan: “selamat menunaikan ibadah puasa bagi Bapak sekeluarga. Semoga ibadah puasa yang bapa jalani selama masa puasa ini membawa kebeningan hati guna memimpin bangsa ini dengan nurani jernih nan bijaksana.”
Saya hanyalah seorang warga negara biasa dari keluarga sederhana yang mendiami Pulau Flores, Propinsi NTT, yang selama ini selalu diplesetkan oleh teman-teman sebangsa dan setanah air sebagai Propinsi Nusa Tertinggal dan Terbelakang.Sebagian hidup saya dihabiskan di Pulau ini sebelum merantau dan studi di Pulau Jawa dan akhirnya berkarya di beberapa tempat terpencil di Indonesia.
Sebagai seorang putra yang dilahirkan dari keluarga petani di sebuah dusun dengan fasilitas dan sarana-prasarana yang tidak memadai, menyelesaikan studi sampai ke jenjang SMU merupakan sebuah kemewahan. Namun, oleh karena niat dan tekad yang bulat, maka hal yang mustahil itu bisa terjadi. Namun, hari-hari ini masih begitu banyak masyarakat Indonesia yang berdiam di tempat-tempat terpencil di Indonesia yang tidak mengalami nasib yang serupa dengan saya. Pertanyaannya: mengapa?

Bangsa kita memang telah lama merdeka dari penjajahan Portugis, Belanda, dan Jepang. Akan tetapi, saat ini tidak semua masyarakat Indonesia telah merdeka dari kemiskinan dan buta huruf. Ada banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan dan buta huruf, termasuk di daerahku. Pertama-tama bukan karena masyarakatnya malas, tetapi kebanyakan karena mereka tidak diberikan jalan, jembatan, sarana pendidikan dan sarana kesehatan yang memadai. Hal ini paling dirasakan oleh kami, masyarakat Indonesia bagian timur. Kami merasakan sungguh bahwa ada ketimpangan dalam perhatian oleh pemerintah pusat karena terlalu berkiblat ke Jawa dan Sumatera.  Kami sungguh mengalami bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memang naik tetapi tidak merata. Bagaimana mungkin masyarakat bisa sekolah ketika fasilitas pendidikan tidak memadai? Bagaimana mungkin masyarakat bisa menjual hasil bumi ketika jalan dan jembatan tidak ada? Bagaimana mungkin masyarakat bisa sehat, jika sarana kesehatan belum memadai?

Oleh karena itu, sebagai anak yang terlahir dari keluarga sederhana, saya selalu merindukan figur pemimpin yang memang pernah mengalami apa artinya menjadi orang sederhana, menjadi orang susah yang karena itu melahirkan solidaritas dengan kaum miskin, sederhana yang seringkali terabaikan dalam proses pembangunan bangsa ini.
Kerinduan saya untuk figur pemimpin seperti ini saya temukan dalam diri Bapak Jokowi. Bapak pernah mengalami bagaimana rasanya menjadi orang susah dan harus berjuang untuk mengatasi aneka kesulitan itu agar bisa meraih kesuksesan. Dan ketika sudah mencapai kesuksesan, Bapak tidak pernah melupakan bahwa masih ada begitu banyak orang susah yang berada di sekitar Bapak. Sehingga ketika Bapak memimpin Solo dan Jakarta, Bapa tetap memberikan perhatian yang tulus kepada mereka-mereka yang susah dan seringkali dikorbankan dalam proses pembangunan.

Kini, Bapa telah menjadi salah satu capres yang akan bertarung memenangkan hati masyarakat Indonesia agar bisa menjadi pemimpin Indonesia untuk 5 tahun ke depan. Saya adalah salah satu yang paling berharap bahwa prestasi dan kebaikan Bapa sebagai pemimpin yang merakyat dan solider dengan masyarakat kecil tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Solo dan Jakarta. Karena itu, sejak Bapak dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, saya adalah salah satu warga negara Indonesia yang diam-diam merasa iri hati dan cemburu oleh karena Bapak hanya menjadi milik orang Jakarta.

Melalui media Kompasiana, saya pun selalu menulis tentang harapan saya semoga Bapak berkenan menjadi salah satu kandidat capres pada 2014 ini agar kebaikan Bapak sebagai pemimpin bisa dikecap oleh seluruh masyarakat Indonesia di mana pun, terutama di pedalaman-pedalaman Kalimantan, NTT, Sulawesi, dan Irian Jaya.

Ternyata apa yang menjadi percikan kerinduan saya dan mungkin juga kerinduan masyarakat Indonesia lainnya, disambut baik oleh Ibu Megawati Soekarno Putri selaku Ketum PDIP, ketika ia dengan legowo memberikan mandat kepada Bapak untuk menjadi Capres PDIP. Bagi saya, Bapak bukan milik PDIP, tetapi milik seluruh masyrakat Indonesia. Sehingga sudah saatnya negara ini dipimpin oleh pemimpin dengan semangat kerakyatan seperti Bapak.
Apalagi melalui debat-debat capres, saya melihat bahwa Bapak adalah orang yang tepat untuk menjawab persoalan praktis bangsa ini sebab Bapak tidak menawarkan ide-ide besar tetapi ide-ide kecil yang menyentuh kebutuhan masyarakat Indonesia. Apa itu?
Pertama, saya tertarik sekali dengan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Bagi saya, kedua program ini sangat menjawab kebutuhan masayrakat miskin dan kurang terdidik yang umumnya mendiami wilayah-wilayah pedalaman dan pedesaan. Mereka sangat membutuhkan pendidikan dan kesehatan gratis untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Bagaimana mereka bisa bekerja, memiliki uang dan menyekolahkan anak-anak mereka jika mereka tidak sehat? Bagaimana mereka bisa memperbaiki nasib hidup keluarga kalau mereka tidak bisa sekolah karena kesulitan biaya? KIP dan KIS memberikan sedikit jawaban yang memberikan harapan bagi perubahan.

Kedua, peningkatan alokasi dana untuk pembangunan atau pengembangan infrastruktur terutama di wilayah-wilayah Indonesia Timur. Salah satunya dengan program Tol Laut. Ide ini sangat saya apresiasi. Mengapa? Karena saya mengalami bahwa harga barang  seperti bahan bangunan, pakaian, dan peralatan elektronik di wilayah Indonesia bagian timur bisa berkali-kali lipat mahalnya dibandingkan di wilayah Indonesia bagian barat. Sedangkan harga kopi, cengkeh, fanili, kemiri, coklat, dan hasil bumi lainnya serta  harga ternak semacam sapi, kambing, dll,  di wilayah Indonesia bagian timur begitu murah dibandingkan di wilayah Indonesia bagian barat. Apa sebabnya? Lagi-lagi ketimpangan dalam pembangunan sarana-prasarana transportasi. Tol Laut dengan konsep kapal besar yang wira-wiri ke Sabang-Merauke menjadi salah satu jawaban untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah negeri ini.

Masih ada begitu banyak program Bapak lainnya yang sangat populis atau berpihak pada masyarakat kecil atau mereka yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dalam proses pembangunan bangsa. Semuanya itu semakin meyakinkan saya bahwa Bapak adalah sosok pemimpin yang sungguh memahami peta persoalan utama di negeri ini dan bisa memberikan jawaban untuk mengatasi aneka persoalan tersebut.
Oleh karena itu, saya selalu mengajak teman-teman, keluarga, sahabat dan siapa pun yang saya jumpai baik di dunia nyata maupun di dunia maya untuk berjuang seoptimal mungkin agar Bapak bisa terpilih sebagai Pemimpin kami pada 9 Juli 2014 nanti.
Akan tetapi, saya menyadari bahwa begitu banyak kepentingan yang bermain di negeri ini, sehingga bisa saja orang baik seperti Bapa terkalahkan dalam pilpres nanti. Karena itu, jika Bapa pun tidak terpilih nanti, hidup dan kepemimpinan Bapak telah menjadi inspirasi bagi kami generasi muda agar tidak pernah melupakan sesama anak bangsa yang nasibnya masih belum berutung. Minimal kehadiran Bapak telah memotivasi generasi muda yang masih punya nurani untuk menjadi pemimpin dengan semangat kepemimpinan seperti Bapak.
Akhir kata, semoga Bapa tetap legowo menerima apa pun hasil pilpres nanti sehingga tetap menjadi pemimpin yang rendah hati, sederhana, jujur, dan mau melayani masyarakat tanpa ada kesan birokratis dan elitis.

Selamat menunaikan Puasa buat Bapak Sekeluarga
Salam 2 Jari  & Doa
Ruteng, 28 Juni 2014


Jumat, 27 Juni 2014

JAWABAN UNTUK PIDATO BAPAK PRABOWO SUBIANTO YANG PURA PURA TIDAK TAHU..

JAWABAN UNTUK PIDATO BAPAK PRABOWO SUBIANTO YANG PURA PURA TIDAK TAHU..

1. Kenapa Ekonomi kita salah kelola dan bocor dimana-mana ?# Hatta Rajasa [PAN] Menko Perekonomian 2009-2014 = 5 Tahun GAGAL# sekarang Jadi Cawapres pasangan Prabowo-Hatta


2. Siapa Bawa Hasil Tambang Kita Habis dibawa ke luar negeri ?# Calon Mentri Utama Aburizal Bakrie [GOLKAR] = PELAKUNYA # Menjadi Pengekspor batu bara terbesar di Indonesia# lewat PT.Arutmin Indonesia dan PT.Kaltim Prima COal# Sekarang jadi koalisi Prabowo-Hatta

3. Kenapa Infrastruktur, Jalan, Pelabuhan Rusak Parah ?# Hatta Rajasa [PAN ]Mentri Perhubungan 2004-2007 = 3 Tahun GAGAL# sekarang Jadi Cawapres pasangan Prabowo-Hatta

4. Kenapa 100 Juta Rakyat penghasilannya dibawah 20.000/hari# Agung Laksono [GOLKAR], Menkokesra 2009-2014 = 5 Tahun GAGAL# Sekarang di Koalisi Prabowo-Hatta

5. Kenapa Beras, Buah, Daging sampai Sayur Harus Impor?
# Suswono [PKS] Mentri Pertanian 2009-2014 = 5 tahun GAGAL# Sekarang di Koalisi Prabowo-Hatta

6. Kenapa Kekayaan laut bisa Kita Hilang dicuri ?# Sharif Cicip Mentri kelautan [GOLKAR] 2011-2014 = 3 Tahun GAGAL# Sekarang Tim Sukses Prabowo-Hatta

7. Kenapa UKM kita kesulitan bersaing dan mendapat Modal ?# SyariefHasan [Demokrat] Mentri UKM 2009-2014 = 5 Tahun Gagal

8. Kenapa Tiap 10 Menit Hutan Seluas 6 Lapangan Bola Rusak ?# MS KABAN [Bulan Bintang] Mentri Kehutanan 2004-2009 = 5 Tahun GAGAL# Zulkifli Hasan [PAN] Mentri Kehutanan 2009-2014 = 5 Tahun GAGAL# Sekarang Tim Sukses Prabowo-Hatta

9. Kenapa 13 Juta Rakyat RI belum punya rumah ?# Djan Faridz [PPP] Mentri Perumahan Rakyat 2011-2014 = 3 Tahun GAGAL# Sekarang Tim Sukses Prabowo-Hatta

10. Kenapa sampai 100 Triliun Kekayaan Laut Kita Hilang per Tahun ?# Sharif Cicip Sutarjo [GOLKAR] Mentri Kelautan 2011-2014 = 5 Tahun GAGAL# Sekarang Tim Sukses Prabowo-Hatta

11. Kenapa Industri dalam Negeri kalah bersaing dengan Produk China ?# MS Hidayat [GOLKAR] Mentri Perindustrian 2009-2014 = 5 Tahun GAGAL# Sekarang Tim Sukses Prabowo-Hatta

12. Kenapa Penyelenggaraan Ibadah Haji Sembrawut dan Mahal ?# Surya Darma Ali [PPP] Mentri Agama 2009-2014 = 5 Tahun GAGAL# Sekarang Di Koalisi Prabowo-Hatta13. Kenapa Pelayanan Masyarakat Susah Dan berbelit belit ?# Azwar Abubakar [PAN] Mentri Aparatur Negara 2011-2014 = 5 Tahun Gagal# Sekarang Tim Sukses Prabowo-Hatta

14. Kenapa Jumlah Anak Terlantar mencapai 5,4 juta jiwa ?# Salim Segaf [PKS] Mentri Sosial 2009-2014 = 5 Tahun Gagal.# Sekarang Tim Sukses Prabowo-Hatta15. Kenapa Ormas Sering Melakukan Tindak Kekerasan# FPI, Ormas Paling Anarkis Menurut Polisi (Tempo Feb 17, 2012)# Sekarang Ada Di Koalisi Prabowo-HattaSaya tanya Bapak Prabowo Subianto, Atau pendukungnya..Apakah Kegagalan Dari Pejabat pejabat ini perlu Dilanjutkan ?
Kalau tidak Mengapa Bapak Mencemooh Hasil Kerja Teman Teman Bapak SendiriRetorika Bapak Hanya Untuk memancing EmosiBukan Untuk mencerdaskan Rakyat.Maaf Pak.. Saya Memilih "TIDAK MELANJUTAKAN KEGAGALAN MEREKA"..


Source : FB 
Anastasius Gah  


Romo Magnis Jijik Lihat Video 'Nazi' Ahmad Dhani Dukung Prabowo








Romo Magnis Jijik Lihat Video 'Nazi' Ahmad Dhani Dukung Prabowo



Pakar etika politik Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Frans Magnis Suseno mengaku jijik melihat video Ahmad Dhani memakai simbol Nazi dalam video klip mendukung Prabowo-Hatta. Menurutnya, simbol itu merupakan gambaran kekejaman HAM di Jerman.


"Saya melihat (video klip) terus terang saja gambar saudara Dhani itu jijik, kan Nazi itu melakukan kejahatan paling buruk yang ada di umat manusia," kata pria yang akrab disapa Romo Magnis ini di bilangan Cikini, Jakarta, Jumat (27/6).

Romo Magnis mengaku pernah tinggal di Jerman makanya dia paham apa yang dirasakan kekejaman Nazi. Dirinya pun yakin bahwa musisi sekelas Ahmad Dhani tidak mungkin tak mengetahui simbol yang dikenakannya.

Oleh karena itu, profesor asal Jerman itu mengaku tak segan mengecam apa yang dilakukan pentolan Ahmad Dhani. Menurutnya, pentolan Dewa 19 itu sudah salah memakai atribut Nazi.

"Saya rasa mungkin orangnya hanya bodoh, kalau dia tidak bodoh dia itu busuk, dua-duanya saya kecam sekali. Jadi kalau saya mengerti simbol Nazi, itu memberi semangat. Nazi itu dulu besar, dan bernyanyi kami akan berjalan terus sampai semuanya hancur. Apa kita mau ke sana juga, saya merasa sedih," tegasnya.
Sumber: Merdeka.com, 27 Juni 2014
Ket foto: Romo Magnis

Kamis, 26 Juni 2014

Prabowo Subianto, Der Fuehrer?

1395725793467528804

Prabowo Subianto, Der Fuehrer?



Oleh Josef H. Wenas
Memantau liputan tentang kampanye Partai Gerindra dan tingkah polah Prabowo Subianto minggu lalu mengingatkan saya pada gaya teatrikal fasistik Hitler dan partai Nazi-nya kalau mereka sedang parade— Partai Nazi itu panggilan akrab untuk nama resminya Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei,atau Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman.
Bangkitnya Nazi itu dalam suasana tahun 1930-an di Jerman. Jalan Nasionalisme dan Sosialisme menjadi alternatif terhadap keperkasaan imperialisme dan kapitalisme kaum ningrat bourgeosie, terutama yang monarkis. Apalagi Perjanjian Versailles di akhir Perang Dunia I buat Hitler adalah musabab Jerman hancur secara ekonomi dan politik. Sakit hati betul, dan perasaan ini mewakili batin mayoritas bangsa Jerman yang kalah perang.
Buku “Mein Kampf” karangan Hitler menuding kesalahan etika Yahudi-Kristen yang— dalam bahasa Hitler— menunjukkan kelemahan yang kewanita-wanitaan (effeminate), dan karena itu antitesisnya haruslah dimunculkan keperkasaan laki-laki, man of iron, untuk melakukan restorasi kejayaan Jerman. Buku Prabowo Subianto “Surat Untuk Sahabat”— kelompok Gramedia menolak mengedarkan buku ini karena dianggap berbau kampanye— juga menuding kesalahan etika pemerintahan yang menyebabkan Indonesia tidak berdiri tegak, tidak teguh dan tidak berani serta tidak optimis. Bagi Prabowo, Indonesia hari ini terancam etika kacung dan boneka.
Hitler dan Prabowo sama-sama berlatar belakang militer, sama-sama temperamental. Hitler memimpikan “Großdeutsches Reich”, atau “Jerman Raya”, Prabowo Subianto memimpikan “Indonesia Raya.” Tidak tahu, ada juga barangkali angan-angan semacam “Das Dritte Reich” di benak Prabowo menyusul kebesaran Sriwijaya dan Majapahit.
Dan keduanya Hitler dan Prabowo paham bahwa cara satu-satunya untuk mewujudkan impian mereka adalah melalui jalur politik. Partai Nazi itu berkuasa tidak melalui kudeta, tetapi melalui jalur konstitusional, melalui pemilihan umum. Setahap demi setahap, hingga Hitler kemudian mampu mentransformasikan dirinya dari Kanselir menjadi Der Fuehrer yang otoritarian.
Partai Gerindra saat ini sedang berusaha memenangkan pemilihan umum. Selebihnya adalah spekulasi berdasarkan “pikiran, ucapan dan tindakan” Prabowo sejauh yang bisa dicermati.
****
Tentang pikiran, ada yang menarik untuk direnungkan lebih dalam. Di bagian sampul belakang buku “Surat Untuk Sahabat” tersebut Prabowo menulis: “Mari kita lakukan perubahan. Mari kita selamatkan masa depan anak dan cucu kita. Mari kita wujudkan cita cita Bung Karno, Bung Syahrir, Jendral Sudirman. Jangan kita kecewakan mereka yang telah gugur. Kalau dulu mereka berani mengatakan merdeka atau mati, sekarang kita harus katakan : Sudah saatnya Indonesia berdiri tegak, teguh, berani dan optimis.”
Saya tergelitik bertanya mengapa Bung Hatta, yang adalah juga simbol kejujuran dan karena itu djadikan award, tidak disebutkan? Padahal Prabowo datang dari keluarga yang secara orientasi politik menjadi bagian dari spiritual network Perdana Menteri RI yang pertama, Sutan Sjahrir. Soemitro Djojohadikusumo itu “orang kita” meminjam istilah di kalangan jaringan Partai Sosialis Indonesia (PSI) dulu. Menyusul Agresi Militer I tahun 1947, Soemitro bersama-sama Soedjatmoko ikut mendukung diplomasi delegasi Sjahrir ke Dewan Keamanan PBB di Lake Success, New York, Amerika Serikat, yang berhasil gilang gemilang itu.
Bagi orang-orang PSI, pada periode genting republik kita 1945-1949, Soekarno, Hatta, Sjahrir adalahtriumvirate, khususnya Soekarno dan Hatta adalah dwi-tunggal sejati, sekalipun ada peristiwa pengunduran diri Hatta dari jabatan Wakil Presiden di bulan Desember 1956.
Kembali ke penyebutan “mewujudkan cita-cita Bung Karno, Bung Syahrir, Jendral Sudirman”, kelihatannya hal ini memantulkan alam pikir ideologis Prabowo yang berciri tiga kaki (three-pronged): nasionalistik, sosialistik dan militeristik. Disini, lagi-lagi ada kemiripan juga dengan ideologi Hitler.
****
Bagaimana soal ucapan dan tindakan Prabowo? Silahkan google… dari situ bisa dicermati bagaimana karir militernya, bagaimana hubungannya dengan para atasan, sesama perwira maupun juga bawahannya dan apa saja yang pernah dia lakukan. Misalnya kata kunci pencarian “Prabowo, Kiki Syahnakri”, atau “Prabowo, Luhut Panjaitan”, “Prabowo, Wiranto”, “Prabowo, Habibie”, atau “Prabowo, Benny Moerdani.” Termasuk juga kata kunci, “Prabowo, Timor Timur”, atau “Prabowo, Kraras.”
Juga, bisa dicermati kehidupan rumah tangganya, siapa istrinya dan anaknya, lalu bagaimana hubungannya dengan mereka saat ini.
Akhirnya toh akal sehat kita akan bisa memilah-milah berbagai informasi yang ada, dan nurani kita akan menjawab apakah Prabowo Subianto seorang Der Fuehrer.
Castle Hill 77904, Amerika Serikat, 25 Maret 2014

Source : http://politik.kompasiana.com/2014/03/25/prabowo-subianto-der-fuehrer-642147.html



Jokowi Ajak Relawan Awasi Tahapan Pilpres 2014

Calon presiden pasangan nomor urut dua Joko Widodo

Jokowi Ajak Relawan Awasi Tahapan Pilpres 2014

Jakarta - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) mengajak para relawan mengawal setiap tahapan pelaksanaan Pilpres 2014, yang akan digelar pada 9 Juli mendatang.
Ajakan itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Apel Satgas Anti Pilpres Curang di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Kamis (26/6).
"Saya meminta para relawan awasi pelaksanaan Pemilu, 9 Juli. Harus diwaspadai kemungkinan terjadinya serangan fajar, money politic," kata Jokowi.
Pada kesempatan itu, Jokowi menerima bandana bertuliskan "Satgas Anti Pilpres Curang" dari salah seorang relawan. Bandana berwarna putih yang dihiasi tulisan berwarna hitam langsung diikatkan Jokowi di kepalanya. Setelah mengenakan bandana, gubernur DKI Jakarta nonaktif itu pun langsung menaiki panggung untuk berorasi.
Dia mengaku, menjelang Pilpres 2014 berbagai upaya dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Mereka kerap mengintimidasi masyarakat untuk memilih capres tertentu.
"Kita harus berhati-hati terhadap berbagai intimidasi dan penyelewengan data pada Pilpres 2014," katanya.

Source : http://www.beritasatu.com/nasional/192881-jokowi-ajak-relawan-awasi-tahapan-pilpres-2014.html

Sofjan Wanandi: Sejak Masih Jadi Aktivis, Baru Sekarang Alami Pemilu yang Halalkan Segala Cara


Sofjan Wanandi: Sejak Masih Jadi Aktivis, Baru Sekarang Alami Pemilu yang Halalkan Segala Cara

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan baru pada Pemilu Presiden 2014 merasakan persaingan di antara pasangan calon presiden-wakil presiden yang sedemikian ketat. Sofjan pun menyindir kubu yang menurut dia menghalalkan segala cara untuk memenangi pemilu presiden ini.
"Semenjak jadi aktivis, belum pernah saya merasakan pemilu yang seperti sekarang ini di mana semua cara dihalalkan untuk menang. Indikasinya sudah ada," ujar Sofjan dalam acara Malam Puncal Solidaritas Para Pengusaha Dukung Jokowi-JK di Hotel Sahid Jaya, Kamis (26/6/2014).
Indikasi yang dia maksud, sebut Sofjan, antara lain berupa maraknya kampanye hitam. Dia pun berharap para pengusaha tak termakan kampanye hitam tersebut.
Sofjan pun lalu bertutur tentang situasi ekonomi global. Dia berpendapat kondisi sulit perekonomian sekarang tak terlepas dari dampak ekonomi global. Menurut dia, hanya hanya pemimpin baik yang akan bisa memajukan Indonesia.
"Saya tidak pernah melihat pemilu begitu hebatnya pertarungan antara dua kelompok sangat beda. Kita percaya bahwa kita harus memilih pemimpin yang baik, yaitu Jokowi-JK," ujar Sofjan di hadapan ratusan pengusaha.
Acara ini merupakan malam puncak solidaritas pelaku dunia usaha untuk Jokowi-JK yakni Komunitas Lembaga Indonesia-China (LIC), Ikatan Dagang Indonesia-Tiongkok (IDIT), Komunitas pedagang HP, Komunitas dayak, Komunitas Guru PSKD, Komunitas Fotografi, dan Komunitas UKM.
Sofjan berharap para pelaku dunia usaha merapatkan barisan untuk menggalang dukungan bagi Jokowi-JK. Para pengusaha, kata dia, juga harus turun mengawasi praktik kecurangan berupa politik uang.
"Saat ini semuanya dihalalkan, banyak yang bisa diperjualbelian. Saya takut sekali. Kalau ini terjadi, menurut saya, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada bangsa yang kita cintai. Maka dari itu, saudara-sudara harus awasi. Kita hanya bisa kalah kalau (pemilu) betul-betul tidak fair," kata Sofjan.

Megawati: Kalau Pilih Prabowo, Siap-siap Lima Tahun Berkeluh Kesah


Foto: MTVN-Rizky Ferdyansyah
Megawati: Kalau Pilih Prabowo, Siap-siap Lima Tahun Berkeluh Kesah

Lampung: Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menegaskan calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto  sama sekali belum pernah mencicipi bangku pemerintahan. Hal ini menurutnya harus dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih.

"Jadi sekarang yang mau jadi pemimpin itu yang bagaimana? Kalau kita memilih mereka, siap-siap loh lima tahun berkeluh kesah. Prabowo belum pernah seharipun di dalam pemerintahan," ujar Megawati dalam orasinya ketika berkampanye bersama Jusuf Kalla di Lapangan Merah Saburai, Jalan Majapahit, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung, Selasa (24/6/2014).


Menurut Megawati, mereka yang berasal dari TNI sulit untuk memikirkan persoalan pasar, rumah sakit, dan lain-lain. "Kalau ditanya soal senjata bisa," tambah putri Bung Karno ini.


Megawati meyakini, Jokowi-JK lah yang bisa memikirkan itu semua. Keduanya sangat rendah hati sehingga kebaikan mereka tak pernah diumbar.

Megawati juga mengisahkan pengalamannya ketika menanyakan siapa presiden pilihan mereka. "Saya mau nomor satu aja bu, tegas. Eh ,belum tentu loh. Jangan mencari kucing dalam karung loh," tambah Presiden perempuan pertama di Indonesia itu.


Megawati mengimbau masyarakat untuk mengabarkan siapa yang pantas dipilih hingga ke desa-desa.  "Carilah hanya yang berpakaian kotak-kotak dan itu cuma satu. Coblos. Makanya kalau mau nyoblos, sebelum masuk, bismillah, kotak-kotak, coblos nomor dua, blosss!!" tutup Megawati.

(Oje)

Source : http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/06/24/256649/8203-megawati-kalau-pilih-prabowo-siap-siap-lima-tahun-berkeluh-kesah














10 Alasan Memilih JOKOWI - JK - Presidan dan Wakil Presiden RI

Rabu, 25 Juni 2014

Pengamat: Jokowi Tegas tanpa Kehilangan Sisi Humanis

Warga melintas di dekat baliho figur kesederhanaan capres Jokowi di Jalan Raya Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/5/2014). (MI-Bary Fathahilah)

Pengamat: Jokowi Tegas tanpa Kehilangan Sisi Humanis

Agus Utantoro
Sleman: Calon presiden (capres) Joko Widodo dianggap memiliki ketegasan tanpa kehilangan sisi humanis.

Konsultan dan pakar pencitraan personal untuk peraihan jabatan publik, Ibnu Subiyanto, di Sleman, Rabu (25/6/2014), menilai sosok Jokowi yang muncul adalah sederhana, pekerja ulet, pantang menyerah dan humanis.

Sikap tegas dan disiplin, imbuhnya tidak perlu dicitrakan kembali secara berlebih karena masyarakat telah menyaksikan sepak terjang Jokowi menyelesaikan berbagai permasalahan di DKI Jakarta.

"Penyelesaian PKL Tanah Abang, Waduk Pluit, dan sebagainya diingat oleh masyarakat Indonesia kalau Jokowi tegas tanpa kehilangan sisi humanis. Dalam kasus lain juga menunjukkan Jokowi kerja keras disiplin bersikap pamong praja bukan pangreh praja. Misalnya ketika masuk memeriksa selokan, sidan, dan sebagainya," katanya.

Ibnu juga mengingatkan tim sukses di semua lini adalah pemasaran atau marketer yang harus handal. "Kesuksesan 50% pada sosok yang ditawarkan dan 50% ada di tim sukses," katanya lagi.
 
(Hnr)

Source :  http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/06/25/257377/pengamat-jokowi-tegas-tanpa-kehilangan-sisi-humanis

Pengamat Nilai Prabowo Menyesal, Ternyata Jokowi Lebih Tegas

  Warga melintas di dekat baliho figur kesederhanaan capres Jokowi di Jalan Raya Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/5/2014). (MI-Bary Fathahilah)

Pengamat Nilai Prabowo Menyesal, Ternyata Jokowi Lebih Tegas

 Jakarta: Ronde III debat capres dinilai masih menjadi milik Capres Jokowi. Indikasinya adalah hastag #TegasPilih2 menempati posisi teratas trending topic di jejaring sosial Twitter hingga debat capres berakhir pukul 22.00 WIB.

Ketegasan Jokowi mendapat apresiasi. Sedangkan hastag #No1_PrabowoHatta sempat menyusul berada di urutan ke tiga. Selama debat berlangsung Prabowo kerap akui keunggulan visi misi Jokowi di bidang politik internasional dan pertahanan keamanan.

“Kayaknya Pak Prabowo menyesal lagi bertanya tentang bagaimana jika negara kita diduduki asing, karena jawaban Jokowi tegas!” tulis  Nukman Luthfie, pemilik akun @nukman.

Direktur Emrus Corner Emrus Sihombing mengatakan, dua capres tetap berbeda pandangan, termasuk  tema debat hari ini. “Jokowi memberi program keamanan dan politik luar negeri yang sangat progres dan terukur dengan mengemukakan empat program yang solutif dan original,” katanya.

Sementara Prabowo, menurut dia, tetap berbasis pada kesejahteraan masyarakat Indonesia sebagai dasar melakukan penanganan  pertahanan dan  diplomasi luar negeri. “Idealnya Probowo menawarkan program yang sifatnya terukur sebagamana yang disampaikan Jokowi,” ujar Emrus.

Doktor komunikasi politik ini menyimpulkan, soal kedaulatan negara, kedua capres sebenarnya sama-sama tegas. Namun Jokowi menunjukkan keberanian yang luar biasa, karena dia akan membuat 'ramai' ketika ada wilayah RI diduduki oleh negara lain.  

Jokowi, masih menurut Emrus, sangat bagus memanfaakan pertanyaan Prabowo tentang strategi yang digunakan Jokowi ketika ada wilayah RI yang diduduki negara lain dengan mengatakan: "Jangan disangka saya tidak berani tegas."

Pernyataan Jokowi tersebut menunjukkan Jokowi sebagai pemimpin yang baik yang siap mngambil resiko. “Pemimpin seperti ini  yang dibutuhkan Indonesia guna menyelesaikan berbagai persoalan di bidang pertahanan dan politik luar negeri,” demikian Emrus.

Wanda Indana
Source :  http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/06/23/256074/pengamat-nilai-prabowo-menyesal-ternyata-jokowi-lebih-tegas

Senin, 23 Juni 2014

Yth. Para Pendukung Bapak Prabowo Subianto




Yth. Para Pendukung Bapak Prabowo Subianto

Mohon maaf jika tulisan ini berbau kampanye. Saya, sebagai rakyat kecil anak bangsa, mempunyai mimpi yang sama dengan Anda semua, ingin bangsa ini menjadi lebih baik. Dan momen seperti Pilpres adalah momen penting bagi kita untuk ikut menentukan arah bangsa ke depan. Saya hanya ingin menyampaikan hal-hal yang, menurut saya, saya tahu dan tidak menyampaikan hal-hal yang saya tidak tahu atau saya ragu terhadap hal tersebut. Ada beberapa hal yang menurut saya penting.

1. KOALISI
Ini adalah istilah keren nan memuakkan di telinga rata-rata dari kita yang mengalami sindrom “apatis-skeptis-antipati-muak” pada level stadium akhir terhadap kondisi perpolitikan bangsa ini. Jika Anda jeli, hantu bernama koalisilah yang berkontribusi secara signifikan terhadap amburadulnya pengurusan bangsa ini. Keputusan-keputusan penting diambil bukan dengan pertimbangan kepentingan rakyat, tetapi lebih dengan pertimbangan politis untuk kepentingan mitra koalisi. Tanyakan pada diri Anda, apa manfaat konkret dari koalisi? Koalisi ini, secara kasat mata, kasat akal dan kasat kesadaran secara terang-terangan akan dilanjutkan oleh Prabowo Subianto jika kelak menjadi Presiden kita. Sebaliknya, Jokowi dengan penuh keberanian sejak pilgub DKI melontarkan istilah “koalisi dengan rakyat” dengan tingkat kekonkretan jauh di atas rata-rata pejabat yang pernah melontarkan jargon serupa. Jokowi juga adalah satu-satunya pejabat yang dengan berani mengatakan akan membuat kabinet kerja dan bukan kabinet politik, sesuatu yang sangat langka kita temui pada pejabat-pejabat kita. Secara politis, itu sebenarnya adalah langkah berbahaya dalam konteks dukung mendukung antar partai. Tapi, Joko Widodo keukeuh terhadap hal tersebut.
2. ARB
Ingatkah Anda bahwa “tokoh nasional” yang satu ini pernah berusaha mendekat ke kubu Jokowi tapi kemudian berbalik arah ke kubu Prabowo, kemudian beralasan kesamaan visi yang pro rakyat bla bla bla? Salahkah saya, seorang rakyat kecil, berburuk sangka bahwa pembalikan arah tersebut lebih karena Aburizal Bakri dan Golkar merasa tidak mendapat “sesuatu” yang diinginkan? Dengan langkah seperti itu, beranikah Anda bermimpi bahwa ARB dan Golkar merapat ke Prabowo murni karena kepentingan rakyat?
3. PKS
Ketika Jokowi memutuskan untuk membuka rekening dana sumbangan kampanye rakyat, PKS melalui Mahfudz Siddiq mengecam sinis dengan menyatakan bahwa seorang Capres tidak sepantasnya meminta sumbangan kepada rakyat yang kebanyakan masih hidup dalam kesusahan plus janji akan keluar dari koalisi Prabowo jika Prabowo melakukan hal yang sama. Ketika Prabowo melakukan hal yang sama, beranikah Anda berharap PKS akan menepati janji setelah berbagai dagelan kemunafikan yang sering dipertontonkan secara vulgar dan kita “nikmati” selama ini? Tahukah Anda bahwa PKS adalah pihak yang sering berkampanye negatif bernuansa SARA terhadap Jokowi ketika ada di kubu Foke pada pilgub DKI 2012? Ingatkah Anda bahwa PKS ada di pihak lawan Foke, yaitu Adang Darajatun, pada pilgub DKI sebelumnya? Dan tahukah Anda bahwa PKS pernah ada di kubu Jokowi pada pilwalkot Solo? Ingatkah Anda bahwa PKS adalah partai yang mengklaim diri paling Islami dan partai dakwah? Dengan langkah-langkah selama ini, mana yang menurut Anda lebih benar : petinggi-petinggi PKS adalah juru dakwah / da’i yang menebar kesejukan, atau mereka hanyalah para politisi dengan segala konotasi buruknya? Lalu, apa yang bisa Anda harapkan dengan adanya PKS pada kubu Prabowo jika kelak Prabowo menang?
4. KETEGASAN
Apa Anda termasuk orang yang berpikir bahwa sosok berlatar belakang militer pasti tegas? Jika iya, apa menurut Anda SBY tegas, setelah dalam fase-fase penting pengambilan keputusan, terutama tentang kasus-kasus yang menimpa bawahannya, beliau hanya berani berteriak normatif semodel “Saya mendorong penegak hukum untuk mengusut setuntas-tuntasnya sesuai hukum yang berlaku bla bla bla bla”? Bukankah lebih terasa SBY, dalam berbagai kesempatan, tersandera oleh koalisi politik daripada kelihatan tegas? Bukankah SBY berlatarbelakang militer sebagaimana Prabowo? Bukankah SBY adalah lulusan terbaik Akmil sebagaimana Prabowo? Lalu, tahukah Anda berapa banyak pejabat yang dicopot Jokowi di Solo dan Jakarta ketika, secara kesadaran rakyat, orang-orang tersebut sepantasnya dicopot? Dan, apakah Anda berpikir Jokowi kurang tegas?
5. KORBAN FITNAH
Prabowo dan Jokowi akhir-akhir ini sama-sama sering menjadi korban fitnah dari beberapa pihak, tulisan, atau media partisan. Tapi, kalau mau jujur, pihak manakah yang secara lebih kejam menjadi korban fitnah yang jelas-jelas tidak benar? Ingat tentang kata “Herbertus” di depan nama yang difitnahkah terhadap Jokowi? Masih ingat ketika Jokowi difitnah bukan Islam? Belum lupa tentang tabloid Obor Rakyat kan?
6. PENCITRAAN
Berapa kali Anda mendengar kata “pencitraan” dengan konotasi buruk terhadap Jokowi? Jika blusukan adalah pencitraan, pernahkah Anda tahu atau tanyakan ke rakyat Solo dan Jakarta (bukan orang partai tetapi rakyat kecil seperti kita), apakah Jokowi blusukan dan menyapa rakyat hanya ketika kampanye? Pihak mana yang jelas-jelas blusukan dan menyapa rakyat hanya dan hanya ketika kampanye? Salahkah saya jika saya berpikir bahwa Jokowi bukan melakukan pencitraan tetapi Jokowi telah tercitrakan dengan berbagai perilaku positif yang langsung bersentuhan dengan rakyat?
7. PENGAKUAN KEKAGUMAN
Pernah baca tulisan pengakuan kekaguman tentang Prabowo atau Jokowi? Kalau masa-masa sekarang pasti banyak ya? Pernahkah anda baca tulisan-tulisan sekitar 6-7 tahun lalu tentang kepribadian Jokowi yang mengundang decak kagum banyak orang? Pasti banyak kan? Tulisan-tulisan tersebutlah yang lebih mendekati kejujuran dan ketulusan sang penulis karena penulis tidak tahu bahwa kelak Jokowi akan nyapres atau bahkan tidak tahu bahwa kelak Jokowi akan ikut pilgub DKI. Pernahkah atau seberapa banyak tulisan serupa anda temukan tentang Prabowo?
8. DEKAT DENGAN RAKYAT
Adalah hal yang sangat wajar jika rata-rata rakyat berharap pemimpin yang dekat dengan mereka. Untuk urusan yang satu ini, mana yang secara konkret lebih dekat dengan rakyat, Jokowi atau Prabowo?
9. HAM
Seperti janji saya di atas, saya tidak akan membahas isu penculikan karena saya merasa tidak paham mana berita yang benar tentang hal tersebut. HAM yang saya maksud di sini adalah hak asasi manusia untuk diperlakukan sebagaimana layaknya manusia, dalam bahasa Jawa “diuwongke”. Untuk yang satu ini, Jokowi, setahu saya, adalah tokoh yang paling banyak menerima pengakuan kekaguman rakyat kecil tentang perilaku memposisikan manusaia sebagaimana layaknya manusia tanpa sekat pejabat-rakyat seperti yang selama ini dipertontonkan oleh rata-rata pejabat kita.
11KETERLIBATAN MASYARAKAT
Rekening sumbangan dana kampanye, yang sering jadi sasaran tembak kubu lawan, adalah bukti nyata itikad Jokowi untuk membangun keterlibatan rakyat secara nyata. Pernahkah Anda dengar Jokowi pernah secara spontan disumbang oleh pedagang-pedagang kecil di Solo ketika beliau menjadi cagub DKI? Jika Anda tidak pernah mendengar, tanyakan kepada rakyat Solo, sekali lagi rakyat ya, bukan orang partai yang penuh kepentingan. Bukankah itu berarti Jokowi berhasil membangun keterlibatan rakyat yang tanpanya sebuah kebijakan pemerintah tidak akan berjalan maksimal? Dan lagi, Anda pasti sering mendengar pengakuan para mantan “golputers” yang rela “turun gunung” demi mencoblos Jokowi. Adakah, atau seberapa banyak pengakuan tersebut ada pada kubu Prabowo?
11. TIDAK AMANAH
Ini adalah isu yang paling mudah ditelan masyarakat yang dikonversi menjadi hal negatif pada kubu Jokowi karena beliau nyapres ketika tugas di DKI jauh dari kata selesai. Apa Anda berpikir Jokowi berkhianat? Sama, saya juga begitu. Lalu, ingatkah Anda bahwa jauh sebelum capres cuma ada 2, Jokowi adalah satu-satunya tokoh yang mendapat dukungan bahkan desakan konkret dari banyak orang untuk maju sebagai capres? Adakah tokoh lain yang didukung dan didesak secara konkret dengan kualitas dan kuantitas desakan seperti beliau? Yang umum kita dapati adalah, seorang tokoh merasa mendapat dukungan rakyat hanya karena dia didukung oleh sekelompok elit partai, betul? Jika Anda berjanji ada di suatu tempat selama 5 jam, kemudian setelah 2 jam ada kepentingan lebih besar dan Anda harus meninggalkan tempat tersebut, apa Anda layak disebut sepenuhnya berkhianat? Tidakkah Anda berpikir bahwa langkah ini adalah sebuah keputusan penting yang harus segera diambil dalam kondisi yang dilematis? Saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang merasa Jokowi justru berkhianat jika tidak mengambil langkah sebagai capres di tengah banyaknya dukungan konkret dan di tengah kondisi bangsa yang menurut saya ada pada level “emergency” dalam begitu banyak hal.
12. ANTEK ASING
Ini juga adalah isu yang sering dihembuskan. Secara sederhana, saya menerjemahkan antek asing dalam konteks ini adalah orang yang memenuhi kepentingan pihak asing dan pada saat yang sama mengorbankan kepentingan rakyat. Melihat rekam jejak kepribadian beliau sejak di Solo, apakah Anda berpikir beliau akan sebegitu mudahnya mengorbankan kepentingan rakyat? Walaupun sejujurnya kemungkinan itu ada, kira-kira mana yang lebih mungkin mengorbankan rakyat, orang yang punya mentalitas seperti rata-rata pejabat selama ini, atau orang dengan kepribadian seperti beliau? Kepribadian beliau yang mengundang decak kagum banyak pihak, sejak jauh sebelum menjadi capres, adalah sesuatu yang berada pada tataran pembuktian. Sedangkan beliau adalah antek asing berada pada tataran wacana dan kekhawatiran. Mana yang lebih dipercaya oleh hati nurani Anda, tataran pembuktian atau tataran wacana dan kekhawatiran?
13. CAPRES BONEKA
Menurut otak saya yang sederhana, boneka adalah sesuatu yang dengan mudahnya diatur oleh pemiliknya. Dalam konteks Jokowi, yang dianggap “pemilik” adalah Megawati dan pemilik modal. Ingatkah Anda tentang kisah nyata ketika Jokowi, walikota Solo, dengan lantang dan berani menentang Bibit Waluyo, gubernur Jawa Tengah ketika itu, tentang rencana pembangunan mall sang gubernur yang menurut Jokowi akan mematikan beberapa pasar tradisional di sekitar lokasi tersebut. Sekali lagi, Jokowi “menentang” atasan demi kepentingan rakyat banyak berada di wilayah tataran pembuktian, Jokowi adalah capres boneka berada pada wilayah tataran wacana dan kekhawatiran. Mana yang lebih dipercaya oleh nurani dan kesadaran Anda?
14. GAK LEVEL PRESIDEN
Ini juga yang sering dipermasalahkan oleh pendukung Prabowo. Secara halus mereka mengatakan bahwa Jokowi adalah orang yang baik, tapi levelnya pelaksana atau di level hilir, bukan pemimpin di level hulu. Tahukah Anda bahwa beberapa orang meragukan kemampuan Jokowi memimpin Asosiasi Pengusaha Meubel (Asmindo) cabang Solo karena beliau hanyalah “orang kecil” dari keluarga dengan ekonomi rendah? Kemudian, tahukah Anda bahwa banyak yang meragukan kemampuan Jokowi memimpin Solo karena beliau hanyalah ketua Asosiasi Pengusaha Meubel? Lalu, ingatkah Anda bahwa ada pihak-pihak yang meragukan kemampuan Jokowi memimpin Jakarta karena beliau hanyalah seorang walikota dari kota sedang sekelas Solo? Sekarang, apakah Anda meragukan kemampuan Jokowi jadi presiden karena beliau “hanya seorang gubernur DKI”?
15. REKOR 90,09%
Mungkin ini hanyalah angka, tentang kemenangan telak Jokowi di pilwalkot Solo periode kedua. Tapi, jujurlah, siapa pemimpin daerah incumbent di negeri ini yang menang dengan angka setinggi itu? Bukankah itu mencerminkan tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja beliau? Kalau kita berkenan merunut dengan daya pikir lebih jauh, bukankah itu angka yang istimewa? Lalu, mungkinkah angka seistimewa itu dicapai oleh sosok yang “biasa-biasa” saja?
16. SIMULASI
Saya mengajak Anda bersimulasi, saya sudah pernah mencoba melakukan ini. Kumpulkan 10, atau 20 atau 50 pendukung Prabowo atau orang yang mengaku akan mencoblos Prabowo pada pilpres nanti. Bikin pengandaian, jika Prabowo dihadapkan dengan tokoh seperti Mahfud MD, atau Dahlan Iskan, atau Anis Baswedan, dll, berapa persen yang tetap akan memilih Prabowo? Lakukan hal yang sama terhadap 10, 20 atau 50 pendukung Jokowi dan lihat berapa hasilnya. Kesimpulan sederhana saya, pendukung memilih Jokowi karena Jokowi, sedangkan pendukung Prabowo sebagian karena lawannya, dalam hal ini tidak suka dengan Jokowi.
17. BEDA
Rasanya tidak sulit mencapai kesepakatan dalam satu hal, yaitu negara kita berada dalam kondisi yang “tidak baik”, tentang kepastian hukum, tentang mentalitas rata-rata pejabat, dll. Rasanya sulit jika kondisi yang “luar biasa” kita harapkan akan bisa diselesaikan oleh orang-orang pada kadar hanya “biasa” atau “lumayan”. Kita butuh seorang pemimpin yang “beda”. Untuk urusan “beda” siapa yang lebih mendekati, Jokowi dengan segala langkah revolusionernya (relokasi PKL di Solo, lelang jabatan di Jakarta, dll), atau Prabowo yang kelihatan akan meneruskan langkah-langkah politik SBY?
18. KESEMPURNAAN JOKOWI DAN ORANG-ORANG DI SEKELILINGNYA
Apakah Jokowi orang yang sempurna? Tentu saja TIDAK. Apakah ada jaminan orang-orang di sekeliling Jokowi orang-orang bersih? Tentu saja TIDAK. Tapi, jujurlah, seberapa banyak orang yang berani menaruh harapan pada Jokowi yang beda dan revolusioner dibanding orang yang berani bermimpi serupa terhadap Prabowo?. Ini bukan tentang PDIP, Nasdem, dlll vs Gerindra, Golkar, PAN, dll. Tapi ini lebih tentang head to head Jokowi vs Prabowo. Dan menurut saya, dengan beberapa hal yang saya sebutkan, mimpi besar bernama PERUBAHAN akan jauh lebih mungkin dilaksanakan Jokowi daripada Prabowo.
19. TANTANGAN
Dengan segala hormat terhadap saudara-saudara pendukung Prabowo, saya menantang Anda untuk berkomentar sanggahan atau mengungkap hal-hal istimewa yang lebih bisa kita harapkan pada Prabowo. Mohon untuk tidak berkomentar gak jelas lalu lari.
20. SUMPAH
Saya, seorang muslim, bersumpah demi Allah bahwa Bapak Joko Widodo maupun pejabat-pejabat tim sukses di sekitar beliau TIDAK MENGENAL SAYA dan saya tidak diberi imbalan berupa materi untuk menulis ini. Dengan penuh kesadaran, saya bersedia mendapat hukuman dari Allah SWT jika saya mendapat imbalan materi untuk menulis ini.
21. SARAN
Untuk mendapat informasi yang komprehensif, hindari media-media partisan yang tumbuh subur belakangan ini. Carilah informasi bertahun-tahun lalu, dari orang-orang yang memberi informasi dengan tulus dan murni dari hati nurani tentang capres pilihan Anda. Sejujurnya, tidak sulit kok mengukur tingkat ketulusan seperti ini.
Salam Kompasiana.
 

Wiwid Santoso

Seorang WNI

Source :  http://politik.kompasiana.com/2014/06/20/yth-para-pendukung-bpk-prabowo-subianto-663281.html