Latest News

Sabtu, 09 November 2013

Jokowi Jadi Perbincangan Politisi Myanmar

Jokowi-Ahok bertemu Megawati.

Myanmar selalu mengikuti perkembangan demokrasi di Indonesia.Sabtu, 9 November 2013, 10:46

Jokowi Jadi Perbincangan Politisi Myanmar

Delegasi Bali Democracy Forum (BDF) dari Myanmar menyempatkan diri untuk belajar dan berdiskusi dengan Dewan Pengurus Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bali.

Delegasi yang terdiri dari anggota DPR, jurnalis dan praktisi politik berjumlah 50 orang itu belajar tentang proses kaderisasi, kepemimpinan, dan keterlibatan PDIP mendorong proses demokratisasi di Indonesia.

Menariknya, menurut Ketua Bidang Divisi Hukum dan Humas DPD PDIP Bali serta Ketua Departemen Hukum dan HAM DPP PDIP, AA Putri Astrid Kartika, Sabtu 9 November 2013, dalam pertemuan tersebut, para delegasi dari Myanmar selalu mengikuti perkembangan demokrasi di Indonesia.

"Mereka sangat mengenal dengan baik sosok Soekarno, Megawati, dan beberapa tokoh lainnya yang ikut mendirikan PDIP di Indonesia. Sosok Soekarno sangat dikagumi di Myanmar dan mereka sangat mengharapkan jika di Indonesia lahir Soekarno-Soekarno berikutnya," ujarnya.

Hal ini, kata Putri, berarti PDIP sudah dikenal di mancanegara, minimal beberapa negara di ASEAN atau Asia umumnya. Pengenalan Soekarno di beberapa negara ASEAN tersebut, membuat PDIP bertekad untuk melebarkan sayapnya, bukan hanya di dalam negeri melainkan ke luar negeri.

"Saatnya PDIP go internasional, berkiprah di mancanegara dan tidak hanya meningkatkan suara di dalam negeri saja," tuturnya.

Selain menyebut para tokoh dan pendiri PDIP tersebut, menurut Putri, para delegasi ternyata juga mengenal dengan baik beberapa kader PDIP saat ini. Salah satunya, yang sering dibahas di Myanmar adalah Gubernur DKI Joko Widodo.

"Mereka ternyata sudah sangat mengenal Jokowi dan seringkali menjadi bahan perbincangan dan inspirasi di Myanmar. Jokowi sering dibahas karena kiprahnya memimpin DKI saat ini," ujar Putri.

Menurut mereka, lanjutnya, Jokowi adalah sosok pemimpin yang tepat saat ini, baik di DKI maupun di Indonesia secara umum. Sementara itu, meski belajar dari PDIP, namun delegasi Myanmar tidak memiliki agenda apa pun untuk meminta dukungan politik kepada PDIP.

"Mereka hanya sekedar ingin sharing saja. Tidak ada maksud meminta dukungan politik kepada PDIP dalam hal situasi politik dalam negerinya," kata dia. (one)

Source : politik.news.viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar